Time
- Patricia Agiza
- Dec 8, 2017
- 3 min read
Rabu, 29 November 2019 Team Manner Matters punya rencana untuk bertemu di salah satu Mall jam 13.00 siang itu, rencananya untuk sekaligus pembahasan selanjutnya mengenai topik minggu ini untuk campaign kita. Sebelumnya saya mau memperkenalkan lebih lanjut mengenai Team Manner Matters
Patricia : notabenenya anak Kostan yang suka mageran.
Regita : rumah paling jauh di antara 4 orang team ini.
Mariani : sama seperti Patricia anak kostan yang paling sering pergi sendiri dan nyaris selalu on time.
Risna : tinggal di apartemen sendiri dan dandan untuk siap siap lumayan makan waktu sendiri.
Kendala yang nyaris selalu dialami bukan nya kami anak-anak tidak mau ngirit untuk ngerjain project sehingga memilih untuk ngumpul di salah satu tempat untuk membahas project tapi masalahnya mendapat tempat yang nyaman alias di kostan atau di apartemen yang terjadi persentasi untuk mengerjakan tugas bukannya semakin besar melainkan semakin kecil.
Singkat cerita siang itu di group chat L*ne
12.25
Regita: “Pada dimana? Otw ya jangan ngaret lu pada ujan.”
Patricia: “Lagi siap-siap ini.”
Mariani : “Bentar lagi ngalis sembari bales chat dari kalian semua.”
(Chat Read by 3 person)
(15 menit sebelum waktu yang di janjikan)
Mariani : “Udah sampe gw, kalian dimana?”
Regita : “Macet, di Thamrin CIty harusnya udah mau sampe ini.”
Patricia : “Lagi pesen gojek, gak dapet dari tadi ini ga ada yang mau pick up” (alesan rada mager ini)
Risna : “Astaga, keasikan dandan sebentar ya siap-siap dulu haduh” (mulai panik karena baru sadar waktu)
Mariani : “Buruan makan dulu nih, laper kalau ga nanti ga bisa mikir” (anaknya emang gitu)
13.00
Regita : Ta, dimana posisi cafe nya lupa @Mariani, Woy dimana? @Patricia @Risna
Mariani : “Ketemuan di Se*b* lagi pengen sushi makan duluan laper nyusul sini dulu aja”.
Patricia : “Belokan Kebon Kacang (sebenernya masih di Tanah Abang dan baru putar arah), okay di sana ya jadinya”.
13.08
Patricia : “Sampe, Pak Gojek terbaik! “(Udah minta buru-buru ke pak Gojeknya)
Regita : “Sini, makan laper”
Mariani: “Cepettaaaannn.”
(Read by 3 Person)
13.55
Risna : “Geng, dimana sorry baru mau otw baru selesai ini.”
Patricia : “Kita di Sb*k* udah pada kenyang”
Risna : “Otw, yah laper padahal.”
Mariani : “Iya ka.”
Ya kurang lebih begitu ceritanya, kita sendiri juga masih kacau untuk masalah pengaturan waktu apalagi untuk soal janjian, mengumpulkan keinginan untuk mengerjakan sesuatu malah cenderung menunda terus kerjaan yang harusnya cepat di selesaikan. Alasan kita mengangkat permasalahan ini juga karena kami sadar orang Indonesia punya waktu semelar karet yang janjian jam berapa sampai jam berapa, kurang tepat waktu singkatnya.
Berkaca dari keadaan kami sendiri, justru kami ingin mengubah dari diri kami dan mengajak semuanya untuk tidak lagi memperlambat segala sesuatu hal yang ingin dilakukan dan mengundur waktu terus, kadang tanpa disadari kita egois karena tidak mau menunggu, males duluan, atau asik atas satu dan lain hal malah kita jadi lupa kalau orang lain menunggu kita bahakn banyak hal yang jadi tercecer tanpa kita sadari.
Inti dari manner sendiri sebenarnya bagaimana kita menempatkan diri kita di lingkungan kita yang akan menunjukan bentuk penghargaan kita kepada orang lain secara tidak langsung. Kehidupan kita juga berhubungan terus dengan orang lain.
Posisikan dirimu di posisi orang lain, apa kalian mau? Kalian menyepelekan orang lain bukan berarti orang lain tidak berhak untuk melakukan itu, ini hanya permasalahan pilihan dan manner orang tersebut kepada anda dan sebaliknya bagaimana anda dalam menyikapinya.
*Ngalis : Bikin alis
*Mager : Males Gerak, Mendadak tidak mau
*Melar : Jangka luas
*Pick up : Mengambil Order dan mengantarkan
Comments